- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan, Indonesia akan membuat indeks atau penilaian statistik untuk pariwisata dan perjalanan nasional, yang disebut sebagai IPKN. "Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional IPKN merupakan platform untuk mengukur besaran peran Pemerintah Daerah dalam membangun ekosistem kepariwisataan di daerah," ujarnya saat Weekly Press Briefing secara virtual, Senin 6/6/2022.Baca juga Sandiaga Indeks Pariwisata Indonesia Naik 12 Peringkat di Tengah Covid-19 Indeks tersebut, Sandiaga menjelaskan, mengacu terhadap turunan indikator Travel and Tourism Development Index TTDI Global versi WEF World Economic Forum yang relevan. Ia melanjutkan, program ini merupakan upaya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf untuk meningkatkan kesadaran nasional dalam membentuk ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan memiliki resiliensi. Sehingga, diharapkan nantinya ekosistem pariwisata mampu mempercepat pembangunan kepariwisataan nasional. "Saat ini, IPKN masih dalam proses penyusunan pedoman dan pematangan konsep. Indeks statistik tersebut ditargetkan akan rilis di akhir tahun 2022," tuturnya. Baca juga Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia Dampak TTDI terhadap perkembangan sektor pariwisata DOK. PRIBADI/KEMENPAREKRAF Fokus garap segmen wisatawan nusantara wisnus jadi bukti sigap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Baparekraf dalam memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai informasi, Travel and Tourism Competitiveness Index TTCI yang kini menjadi Travel and Tourism Development Index TTDI, merupakan tolok ukur indikator ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan yang terkait dengan bidang perjalanan dan pariwisata selama 15 tahun. Dalam jangka waktu 15 Tahun, World Economic Forum WEF menyesuaikan berbagai indikator serta metodologi agar relevan dengan situasi perkembangan perjalanan dan pariwisata terkini, dikutip dari pernyataan tertulis dari Kemenparekraf, Selasa 7/6/2022.Baca juga Sandiaga Sebut Pariwisata Berkelanjutan Akan Jadi Tren pada Era Endemi Selain itu, WEF memiliki mitra internasional yang kredibel guna mendapatkan data aktual dan faktual dari setiap negara. Hal–hal tersebut menjadi upaya WEF agar TTDI dapat menjadi alat pembanding yang valid, serta merepresentasikan kondisi terkini perjalanan dan pariwisata. Sehingga dapat dijadikan alat ukur strategis bagi para pembuat kebijakan, perusahaan, dan stakeholder pemangku kepentingan lainnya demi memajukan pembangunan masa depan perjalanan dan pariwisata. Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi Pariwisata Indonesia Selain itu, TTDI mengukur potensi penggerak dari perkembangan perjalanan dan pariwisata sebuah negara, serta seberapa tangguhnya perkembangan perjalanan dan pariwisata pada masa yang akan datang. Sehingga dapat dijadikan acuan bagi investor untuk berinvestasi di negara dengan melihat TTDI. Baca juga Ini Saran Pengamat Soal Indeks Pariwisata Indonesia yang Naik Peringkat "Beberapa penelitian empiris yang dilakukan oleh WEF maupun penelitian lain menunjukkan bahwa performansi peringkat negara dalam TTDI dapat mendorong kontribusi positif sektor kepariwisataan terhadap PDRB dan kunjungan wisatawan ke suatu negara," bunyi pernyataan Kemenparekraf. Lebih lanjut, dengan peningkatkan peringkat TTDI, dikatakan bisa membangkitkan kepercayaan confidence; meningkatkan kredibilitas credibility, dan mengukur posisi suatu negara dibandingkan negara lain calibration. Baca juga Pariwisata Indonesia Bisa Belajar dari Korean Wave Korea Selatan Sebagai informasi, Indonesia mendapatkan nilai terbaik di pilar Prioritization of Traveland Tourism, Natural Resources, T&T Demand Pressure and Impact, Cultural Resources, dan Price Competitiveness. Sementara itu, pilar yang masih memerlukan perbaikan di antaranya Tourist Service Infrastructure, Health and Hygiene, Socioeconomic Resilience and Conditions, Environmental Sustainability, dan ICT Readiness. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
telahdi tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni: a. Tahapan pengesahan peraturan perundangan b. Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana c. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan d. DENYUT nadi industri pariwisata Indonesia kembali berdetak pascapelonggaran syarat perjalanan dalam dan luar negeri. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan asing, memang penting. Namun yang lebih penting ialah bagaimana memastikan momen kebangkitan pariwisata ini diikuti pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno rutin membagikan kabar baik tentang pariwisata Indonesia melalui kanal media akun Instagramnya, Sandiaga mengabarkan bahwa pada Januari-Maret 2022, kunjungan wisatawan mancanegara meningkat 225 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sandiaga meyakini, jika pandemi Covid-19 terus terkendali, maka jumlah kedatangan wisatawan asing akan tumbuh 1,2 persen hingga 2,4 persen atau sebesar 3,6 juta orang. Unggahan Sandiaga tentu membawa angin segar, tidak hanya bagi 8,6 juta pengikutnya di Instagram, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia, terutama pelaku industri pariwisata. Mereka sangat merasakan dampak buruk pandemi dalam dua tahun terakhir. Akibat pandemi Covid-19, setidaknya hotel dan 286 usaha restoran, tempat wisata, dan hiburan tutup, menurut laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI. Kita patut bersyukur peningkatan jumlah kedatangan wisman di Indonesia, tetapi kita tidak boleh lengah. Peningkatan jumlah kunjungan wisman memang mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi pertanyaan selanjutnya ialah apakah manfaat ekonomi ini akan menjamin keberlanjutan ekologis dan keberlanjutan sosial budaya, - dua elemen penting dalam pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan vs konvensional Di dalam pariwisata berkelanjutan, keberlanjutan ekologis dan sosial budaya sama pentingnya dengan keberlanjutan ekonomi. Hal inilah yang membedakan pariwisata berkelanjutan dengan pariwisata konvensional. Dalam pariwisata konvensional, pariwisata hanya dipandang sebagai industri, dan karena itu, pariwisata hanya digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan perekonomian. Sebaliknya, dalam pariwisata berkelanjutan, pariwisata dipandang sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dalam pariwisata berkelanjutan, tujuan dari pariwisata ialah lebih dari sekadar memberikan manfaat ekonomi. Pariwisata berkelanjutan bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, pariwisata berkelanjutan tidak hanya berfokus pada bagaimana memajukan ekonomi, tetapi juga bagaimana membangun perdamaian dan menegakkan hak asasi manusia. Dalam pariwisata berkelanjutan, indikator keberhasilannya ialah kualitas interaksi antara wisatawan dan masyarakat, bukan jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan seperti dalam pariwisata konvensional. Karena jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan merupakan indikator keberhasilan dalam pariwisata konvensional. Namun, alam dan manusia dieksploitasi. Warisan alam dan keanekaragaman hayati diabaikan demi keuntungan ekonomi semata. Dalam pariwisata berkelanjutan, menjaga proses ekologi dan melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati adalah keharusan. Budaya tuan rumah wajib dihormati dan nilai-nilai tradisional mereka wajib dilestarikan. Tujuannya ialah membangun toleransi budaya antara wisatawan dan masyarakat tuan rumah. Karena bertujuan mengurangi kemiskinan, pariwisata berkelanjutan juga mengharuskan distribusi manfaat-manfaat ekonomi secara adil, mulai dari lapangan kerja hingga layanan sosial, bagi seluruh anggota masyarakat. Pariwisata berkelanjutan memastikan bahwa operasi ekonomi yang layak berjalan dalam jangka panjang. Masalah Dok. Indonesia Travel Panorama persawahan di Desa Ubud, syarat perjalanan dilonggarkan, manfaat ekonomi dari kebijakan tersebut langsung dirasakan oleh masyarakat. Tur operator dan biro perjalanan wisata, misalnya, mulai mendapatkan tamu mancanegara. Salah satunya ialah Horas Tours di Medan, Sumatera Utara. Menurut manajer turnya, Christine Kowandi, tamu-tamu dari Perancis dan Jerman telah kembali berdatangan ke Medan sejak 12 Mei 2022. Juga mulai terisi hotel-hotel dan rumah-rumah penginapan, terutama di destinasi-destinasi pariwisata prioritas seperti Bali dan Pranowo, ketua PHRI Yogyakarta, mengatakan, rata-rata okupansi hotel-hotel di Yogyakarta meningkat tajam dari yang sebelumnya selalu kurang dari 30 persen pada 2020 dan 2021 menjadi 90,8 persen pada saat libur Lebaran di awal Mei 2022. Pelonggaran syarat perjalanan memang telah memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat, terutama mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Namun sayangnya produksi sampah di destinasi-destinasi wisata kian meningkat seiring membludaknya kunjungan wisatawan. Pada libur Lebaran awal Mei 2022, volume sampah meningkat, tidak hanya di Bali, tetapi juga destinasi-destinasi wisata lainnya, seperti obyek wisata Waduk Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, dan pantai Tanjung Bira, Sulawesi Selatan, menurut laporan berita dari berbagai media. Produksi sampah yang tinggi ini tidak hanya merusak tatanan lingkungan, tetapi juga mengganggu ekosistem dan mengancam keanekaragaman hayati. Berbagai laporan berita tentang sampah tersebut tidak boleh dipandang sepele karena jika permasalahan sampah terus diabaikan, destinasi-destinasi wisata akan terus dibanjiri sampah, terutama di musim liburan. Dampaknya, pariwisata berkelanjutan akan semakin sulit diwujudkan di Indonesia. Sebelum pandemi, jumlah sampah di Bali mencapai ton setiap hari dan 1,5 juta ton setiap tahun, menurut penelitian dari Bali Partnership pada Januari-Mei 2019. Dari jumlah tersebut, 11 persen di antaranya mengalir ke laut. Sekitar 60 persen dari total sampah di Bali berjenis sampah organik. Sisanya adalah sampah plastik 20 persen dan sampah kertas 11 persen. Dari jumlah itu, 52 persen sampah belum dikelola dengan baik. Tingginya produksi sampah yang terjadi sebelum masa pandemi tidak boleh terjadi lagi setelah pelonggaran syarat perjalanan. Harus diupayakan agar momen kebangkitan industri pariwisata di Indonesia diikuti dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan, bukan pariwisata konvensional. Perlu diingat bahwa persoalan kebersihan dan ketahanan lingkungan yang selama ini menjadi kelemahan pariwisata Indonesia, menurut laporan Forum Ekonomi Dunia WEF Daya Saing Pariwisata. Dari segi ketahanan lingkungan, Indonesia berada di peringkat ke-135 di antara 140 negara. Indonesia berada di belakang Korea, Singapura, dan Malaysia, yang masing-masing berada di peringkat ke-27, 61, dan 105. Kolaborasi Sinergi dan kerja sama adalah kunci utama untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Salah satu contoh baik dari hasil kolaborasi ialah program kalkulasi jejak karbon, Carbon Footprint Calculation and Offsetting, yang merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan Gojek dan Melalui program tersebut, masyarakat didorong untuk menghitung jejak emisi karbon yang mereka tinggalkan dari perjalanan yang mereka lakukan. Penghitungannya menggunakan aplikasi Gojek. Emisi yang dihasilkan akan dikalkulasikan dan kemudian dikonversikan dalam nilai satuan pohon. Pelaku perjalanan diajak menanam pohon melalui donasi yang mereka bisa salurkan dengan menggunakan aplikasi Gojek. Berapa banyak pohon yang mereka harus tanam dan berapa besar donasi yang mereka harus keluarkan untuk pembelian bibit pohon disesuaikan dengan berapa besar emisi karbon yang mereka produksi selama perjalanan. Program kalkulasi jejak karbon layak mendapat apresiasi karena berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat bahwa perjalanan wisata juga menghasilkan polusi. Pelaku perjalanan wisata seharusnya menyadari hal itu dan memitigasi dampaknya dengan menanam pohon. Carbon Footprint Calculation and Offsetting adalah contoh baik kolaborasi, tetapi sayangnya inovasi ini belum disosialisasikan ke masyarakat secara maksimal dan belum diikuti dengan mekanisme penegakan aturan yang ketat dan tegas. Berkolaborasi dengan Gojek dan adalah langkah tepat, tetapi akan lebih baik jika pemerintah juga meningkatkan sinergi dan kerja sama dengan aktor-aktor non-negara lainnya, termasuk masyarakat adat. Dalam pariwisata berkelanjutan, semua elemen masyarakat wajib dilibatkan, baik dalam pengelolaan maupun pengembangan pariwisata. Kearifan lokal merupakan kekuatan masyarakat adat yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Di desa adat Padangtegal di Ubud, Bali, misalnya, keputusan desa adat mewajibkan setiap warga desa dan pengunjung desa adat untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk upaya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam. Kembalinya wisman ke Indonesia menjadi tanda bangkitnya kembali pariwisata Indonesia. Akan tetapi, kita tidak boleh lengah dan terbuai dengan angka kunjungan wisata dan nilai belanja wisatawan. Pariwisata Indonesia yang terlahir kembali ini harus menjadi pariwisata yang berkelanjutan, bukan pariwisata konvensional. Peningkatan kolaborasi merupakan kunci untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Pembangunankepariwisataan di Indonesia mencakup 4 pilar pembangunan kepariwisataan yakni: (1)destinasi; (2)pemasaran; (3)industri, dan (4)kelembagaan. Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memerhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. ABSTRAK Sektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salah satu magnet yang kuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumber alternatif penggerak ekonomi. Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, dapat memberikan keuntungan bagi negara terutama dalam sektor pariwisatanya. Tetapi sayangnya, pengelolaan dalam sektor pariwisata ini masih perlu peningkatan lagi. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kembali pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Indonesia melalui strategi yang dilakukan pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari studi literatur yang telah dilakukan sebagai penelitian menunjukkan bahwa masih perlu adanya strategi pemerintah dan kontrbusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Kata kunci pariwisata Indonesia, potensi pariwisata, strategi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DIINDONESIAKARYA TULIS ILMIAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHBahasa IndonesiaYang dibina oleh Ibu Faradinna Ariani, NUR ISNAINI195120600111059 UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANDESEMBER 2019i KATA PENGANTARPuji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis berupakesempatan dan pengetahuan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesaitepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkankepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa risalahIslam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekalhidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulisan karya tulis ilmiahyang berjudul Strategi Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata diIndonesia ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamenyelesaikan ujian akhir semester program studi Ilmu Pemerintahan diUniversitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpadukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikanucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalampenyusunan karya tulis ilmiah ini terutama kepada Ibu Faradinna Ariani, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahini dengan baik dan menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari katakesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun ataukonstruktif sangat diharapkan oleh penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapatbermanfaat bagi siapa pun yang membaca. Malang, 1 Desember 2019ii Penulis DAFTAR ISIHalaman Judul................................................................................................... iKata Pengantar................................................................................................ iiDaftar Isi.................................................................................................. ........ iiiAbstrak ............................................................................................................ ivBAB I PENDAHULUAN...................................................................................... Latar Belakang.................................................................................. Rumusan Masalah............................................................................. Tujuan Penulisan................................................................................2BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia ...... Faktor Penghambat dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia ..... Kontribusi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia 5BAB III PENUTUP.............................................................................................. Kesimpulan ....................................................................................... Saran ................................................................................................ 6DAFTAR RUJUKAN............................................................................................ 7iii ABSTRAKSektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salah satu magnet yangkuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumber alternatif penggerakekonomi. Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, dapatmemberikan keuntungan bagi negara terutama dalam sektor sayangnya, pengelolaan dalam sektor pariwisata ini masih perlupeningkatan lagi. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untukmeningkatkan kembali pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Indonesiamelalui strategi yang dilakukan pemerintah dan partisipasi masyarakat dalampengembangan pariwisata Indonesia. Karya tulis ilmiah ini disusun denganmenggunakan metode studi literatur. Hasil dari studi literatur yang telahdilakukan sebagai penelitian menunjukkan bahwa masih perlu adanya strategipemerintah dan kontrbusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata diIndonesia. Kata kunci pariwisata Indonesia, potensi pariwisata, strategi iv BAB Latar Belakang Pariwisata menurut World Tourism Organization WTO yangmenyatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan manusia yangmelakukan perjalanan dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungankesehariannya. Sektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salahsatu magnet yang kuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumberalternatif penggerak ekonomi. Pariwisata Indonesia sendiri dengan negaranyayang memiliki potensi pariwisata yang sangat melimpah dalampengembangan setiap daerahnya, dapat berpotensi menjadi salah satupendorong utama untuk memberikan keuntungan yang mampumenyumbangkan devisa cukup besar bagi negara. Selain menambah devisa,sektor pariwisata juga berperan besar dalam memperluas lapangan pekerjaanuntuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas. tentunya denganmenyerap tenaga kerja yang berkualitas, Indonesia perlu memilikiketerampilan dan kemampuan bersaing, seperti kemampuan bebahasa inggrisdan peningkatan produktitas. Berbagai daerah di Indonesia saat ini sedangberlomba-lomba menggerakkan potensi-potensi pariwisata yang ada mulaidari pariwisata alam, budaya dan pariwisata religi. Hal tersebut dikembangkanguna dapat menarik minat dan para wisatawan lokal maupun data BPS, pada tahun 2016 tercatat total kunjungan wisatawanmancanegara ke Indonesia adalah 11,519,275 wisatawan. Pulau bali yangmenjadi salah satu destinasi utama dari wisatawan mancanegara karena dayatarik keindahan alam dan budayanya, tujuan lainnya adalah untuk berbisnisserta MICE meeting, incentive, conference, exhibition Pariwisata Indonesia dinilai memiliki potensi yang sangat menarik,namun sayangnya masih memiliki kekurangan seperti infrastruktur yangkurang memadai. Contohnya antara lain akses jalan raya untuk menuju kelokasi wisata, ketersediaan transportasi, akses informasi melalui media sosialatau website, dan lain sebagainya. Padahal jika akses-akses tersebut dapatditangani dengan sebaik mungkin, Indonesia akan meraup devisa sebanyak-banyaknya dan tentunya juga memberikan kenyamanan bagi turis agar terusdatang berkunjung ke Indonesia. Oleh karena itu, langkah – langkahpemerintah saat ini dalam pengembangan pariwisata Indonesia harus dapat1 lebih direalisasikan secara nyata melalui perbaikan sarana dan prasarana,pengelolaan sektor pariwisata seperti sumber daya manusia sertakebijakannya. Selain Bali, juga diharapkan ada wisata-wisata Bali baru agarpariwisata dari berbagai daerah juga dapat bersaing dalam demikian dalam karya ilmiah ini, penulis menggunakan metodestudi literatur sebagai metode penelitian. Dan alasan penulis memilih judultersebut, karena Indonesia sendiri memiliki destinasi wisata yang melimpahtetapi sayangnya pengelolaan dalam sektor pariwisata masih perlupeningkatan, sehingga perlu adanya upaya-upaya pemerintah dalammengembangkan pariwisata yang ada di Indonesia ini. Rumusan Masalah1. Bagaimana upaya- upaya pemerintah dalam pengembangan pariwisatadi Indonesia?2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pariwisata Indonesia?3. Selain pemerintah, kontribusi apa yang dapat dilakukan masyarakatuntuk membantu pengembangan pariwisata Indonesia? Tujuan Penulisan1. Menjelaskan apa saja upaya-upaya yang pemerintah dapat lakukanuntuk mengembangkan pariwisata di Memaparkan faktor-faktor yang dapat menghambat pengembanganpariwisata di Menjelaskan kontribusi masyarakat dalam membantu pengembanganpariwisata di BAB Upaya Pemerintah Dalam Pengembangan Pariwisata IndonesiaPengembangan merupakan suatu proses, cara, atau perbuatan untukmenjadikan sesuatu lebih baik. Sedangkan secara etimologi, kata pariwisataberasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu pari danwisata. Pari sendiri berarti “banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisataberarti “pergi” atau “bepergian”. Maka dari itu pariwisata seharusnya diartikansebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatutempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata“tour”, sedangkan utuk pengertian jamak kata “kepariwisataan” dapatdigunakan kata “tourisme” atau “tourism” Yoeti, 1996, dalam I KetutSuwana,2017 . Strategi pengembangan pariwisata bertujuan untuk mengembangkanproduk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap GamalSwantoro, dalam Septyana Tri,dkk, 2018. Sektor pariwisata Indonesia lagi-lagimenjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun Indonesia sendiri dipercaya akan terus mencatat pertumbuhan yangpositif terhadap devisa negara. Mengingat kunjungan wisatawan mancanegarake Indonesia meningkat dari tahun 2018 ke 2019. Pada bulan September 2019kunjungan wisatawan mancangara ke Indonesia berjumlah dimana jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,09%dibandingkan periode yang sama bulan September 2018 yang kunjungan seperti yang tertera pada tabel berikutGambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2018-20193 Sumber Kementrian Pariwisata,2019Maka dari itu, untuk terus mengembangkan pariwisata yang ada diIndonesia, Kementrian Pariwisata telah membuat perintah untuk kembangkan10 destinasi pariwisata prioritas 10 Bali Baru. Kementrian Pariwisata sendiripada tahun 2018 telah menetapkan 10 program prioritas yaitu Digital TourismE-Tourism, homestay, air accessibility, branding, top 10 origination, top 3main destination 15 destination branding, develop 10 new prority tourismdestinations, certied human resources in tourism & tourism awarenessmovement, tourism investment growth, crisis center management. Sebelumnya, juga diketahui telah aktif mempromosikan destinasi wisatayang dikenal dengan 10 Bali Baru, namun memang harus ada prioritas agarpembangunan dapat terlaksana. Dalam Nota Keuangan Rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara RAPBN 2020 telah menyatakan komitmenuntuk mempercepat pembangunan di empat destinasi super prioritas, antaralain Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika. Faktor- faktor yangDapat MenghambatPengembanganPariwisata di IndonesiaKepariwisataanIndonesia mempunyaitujuan dan fungsinya masingyang termuat dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 pasal3 dan 4 yaitu kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani,dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan sertameningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,4 selain itu kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhanekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan,mengatasi pengangguran, melestarikan alam, dan lain sebagainya. Dalampengembangan pariwisata di Indonesia, tentunya pemerintah tanpa terkecualiKementrian Pariwisata telah banyak menjalankan tugas-tugasnya untukmencapai target program kerja yang dibuat. Namun, dalam perjalanannya takselalu mulus. Beragam hambatan yang dihadapi dalam pengembanganpariwisata Indonesia sendiri. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain 1. Kurangnya konektivitas, pelayanan dasar, serta infrastruktur yangmemadai untuk melayani wisatawan mancanegara maupunwisatawan lokal. Akses konektivitas seperti terminal airport, runawayyang masih kurang panjang. Selain itu juga wisatawan harusmenempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai di destinasi wisatadengan beratnya medan yang harus dilalui. 2. Fasilitas yang kurang memadai, seperti penataan pedagang kakilima, resto-resto kecil dan ketiadaan kamar kecil. 3. Kebersihan dan kesehatan. Yang dimaksud disini adalah dari pihakmasyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan seperti tetapmembuang sampah sembarangan di area wisata tersebut, sehinggadapat menimbulkan enggannya wisatawan untuk berkunjung kembalike destinasi wisata Minimnya kualitas sumber daya manusia yang dapat menjadi faktorpenghambat. Seperti kurangnya pemandu wisata berbahasa asing,terutama selain bahasa Inggris. Selain itu juga sumber daya manusiayang seharusnya diberikan training agar dapat melayani wisatawandengan baik dan dengan Masyarakat kurang tanggap akan peluang potensi wisata daerahsetempat dimana sebenarnya banyak sekali wisata alam dan sumberdaya yang dapat Kontribusi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata diIndonesiaKeterlibatan masyarakat merupakan faktor utama dalampengembangan pariwisata di Indonesia, dimana masyarakat dapatmembangkitkan kesadaran akan pentingnya pariwisata dan menumbuh-kembangkan kreatitas yang menghasilkan ide-ide segar untukmengembangkan pariwisata yang ada di Indonesia agar menimbulkandaya tarik terhadap para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain5 memberikan sumbangan berbentuk pemikiran, masyarakat dapatberpartisipasi dalam hal pengembangan promosi. Promosi sendiri dapatdilakukan melalui penggunaan media sosial yang menyertakan informasiseputar pariwisata yang ada pada daerah masing-masing. Aksesbilitas juga sangat penting dalam pengembangan pariwisata diIndonesia. Dalam hal ini, peran masyarakat juga sangat membantu untukmeningkatkan akses menuju destinasi wisata, misalnya dengan pemberianpetunjuk arah, perbaikan jalan, pemberian gapura tanda masuk destinasiwisata, dan lain sebagainya. Pembangunan pariwisata yang berhasiladalah pembangunan pariwisata yang dilakukan secara bersama termasukmembangun bersama masyarakat sehingga pembangunan pariwisatadapat memberikan keuntungan secara ekonomi, sosial maupun budayakepada masyarakat setempat atau bisa disebut sebagai pariwisataberbasis masyarakat. Argyo, dalam Rina Munawaroh, 2017 BAB KesimpulanIndonesia memang terkenal dengan keindahan alamnya yang luar sini, Indonesia sudah banyak memiliki potensi dalam sektor pariwisatayang dapat menumbuhkan perekonomian. Oleh karena itu, dalamterciptanya pengembangan potensi atau pengelolaan dalam bidangpariwisata, perlu adanya keseimbangan antara peran pemerintah dankontribusi serta dukungan masyarakat. Peran pemerintah sebagaifasilitator dapat diaplikasikan dalam hal penyediaan sarana prasarana atau6 infrastruktur yang ditanggung dinas atau pemerintah. Dari hasilpembahasan, optimalisasi penyediaan sarana prasarana ini masih harusditingkatkan kembali. Selain itu pemerintah juga perlu menjalin kerjasamaberkelanjutan dengan pihak-pihak yang kompeten dalam bidangpariwisata. Hal tersebut dapat membantu dalam pengembangan,pemahaman, pengetahuan tentang pariwisata di Indonesia. SaranDari paparan pembahasan diatas, saran yang dapat diberikan penulisyaitu pemerintah diharapkan dapat meningkatkan, memperbaiki, danmemperhatikan penyediaan sarana prasarana atau infrastruktur padadestinasi wisata agar pengunjung yang datang mendapatkan kenyamanan,terus berupaya menjalin kerjasama pada pihak-pihak yang berkompetenmelalui promosi destinasi wisata. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung,perlu adanya kesadaran masyarakat di setiap destinasi wisata agar lebihberperan aktif dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. DAFTAR RUJUKANBadan Pusat Statistik BPS. 2017. Jumlah Kedatangan WisatawanMancanegara ke Indonesia menurut Pintu Masuk, 1997-2016. JakartaBadan Pusat Statistik. Lelu, 2018. Strategi Peningkatan Kinerja Sektor PaiwisataIndonesia Pada Asean Economic Community. Esensi Jurnal Bisnis danManajemen Volume 8 2 Tri, 2017. Tata Kelola Pengembangan pariwisata KabupatenTuban Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan No. 1 7 Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta Andi I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar IlmuPariwisata. Bali Pustaka Larasan Yoeti, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta PT. PercaKementrian Pariwisata. 2019. Data Kunjungan Wisatawan MancanegaraBulanan Tahun 2019. Jakarta Munawaroh, Partisipasi Masyarakat Dalam PengembanganPariwisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Gunung MerbabuSuwanting,Magelang. Jurnal Elektronik Mahasiswa Pendidikan LuarSekolah Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 3Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 48 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. tZu6vn.