Tuesday October 11, 2016 Chapter 2 | Indikator Pembangunan Pembangunan Ekonomi memiliki tiga Indikator pokok: A.INDIKATOR MONETER Indikator ini berkaitan dengan uang. Uang disini berupa tingkat income yang diterima oleh masyarakat. Dalam indicator moneter, ada beberapa indicator yang dapat diukur, yakni : Pendapatan Per Kapita 10 Negara dengan Pembangunan Pariwisata Terbaik 2021 A Font Kecil A Font Sedang A Font Besar World Economic Forum WEF merilis laporan Travel & Tourism Development Index 2021 pada Selasa 24/5/2022. Laporan ini menunjukkan kondisi pembangunan pariwisata di 117 negara di seluruh dunia. Travel & Tourism Development Index TTDI disusun dari penilaian berdasarkan lima indikator besar. Pertama, indikator lingkungan yang meliputi ekosistem bisnis, keamanan, keselamatan, kebersihan, higienitas, serta kesiapan teknologi komunikasi dan informasi di destinasi wisata. Kedua, indikator kebijakan pariwisata yang meliputi keterbukaan negara terhadap kunjungan internasional, persaingan harga, dan tingkat pengarusutamaan pembangunan pariwisata di negara tersebut. Ketiga, indikator infrastruktur yang meliputi kesiapan fasilitas transportasi dan layanan wisatawan. Keempat, indikator daya tarik pariwisata yang meliputi kualitas destinasi wisata alam dan budaya. Terakhir, indikator keberlanjutan yang meliputi pengelolaan kelestarian lingkungan hidup, hingga ketahanan sosial-ekonomi di negara-negara destinasi wisata. Menggunakan berbagai indikator tersebut, TTDI menerapkan penilaian dengan sistem skor berskala 1 hingga 7 poin. Semakin tinggi skornya menandakan semakin baiknya indeks pembangunan pariwisata di suatu negara. Hasilnya, skor tertinggi dalam TTDI 2021 diraih oleh Jepang, Amerika Serikat, dan Spanyol dengan skor sama-sama sebesar 5,2 poin. Berikut daftar 10 negara dengan skor TTDI 2021 tertinggi Jepang 5,2 poin Amerika Serikat 5,2 poin Spanyol 5,2 poin Prancis 5,1 poin Jerman 5,1 poin Swiss 5 poin Australia 5 poin Britania Raya 5 poin Singapura 5 poin Italia 4,9 poin Sementara itu, Indonesia mendapat skor 4,4 poin dan menempati peringkat ke-32 dalam TTDI 2021. Ini merupakan perbaikan dari tahun 2019, di mana Indonesia ketika itu berada di peringkat ke-44. Menurut World Economic Forum, rata-rata skor TTDI 2021 secara global hanya meningkat 0,1% dibandingkan pengukuran TTDI tahun 2019. Dari 117 negara yang diukur, hanya ada 39 negara yang mengalami kenaikan skor lebih dari 1% pada 2021. Sebanyak 51 negara mengalami peningkatan atau penurunan skor di kisaran 1%, kemudian sebanyak 27 negara mengalami penurunan skor lebih dari 1%. Baca Juga 10 Kota Terbaik untuk Solo Traveling Versi Forbes 2022, Bali Masuk Daftar indikatorkeberhasilan pembangunan pariwisata di indonesia. 1. peningkatan pembangunan hotel. 2. peningkatan tingkat okupansi hotel. 3. peningkatan keberagaman sarana transportasi publik dan swasta. 4. peningkatan jumlah penumpang pesawat, darat, dan laut yang menuju ke obyek pariwisata. 5. peningkatan pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. 6. peningkatan kesadaran masyarakat global perihal pariwisata indonesia. 7. Jelaskan Berbagai Indikator Keberhasilan Pembangunan Pariwisata Di Indonesia – Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam destinasi wisata yang luar biasa, sehingga memungkinkan para turis dari berbagai negara untuk mengunjungi tempat-tempat menarik ini. Untuk membuat pengalaman para turis yang lebih menarik, pemerintah Indonesia telah melakukan investasi besar dalam industri pariwisata. Di bawah ini adalah beberapa indikator yang dapat mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Pertama, peningkatan jumlah jumlah turis yang datang ke Indonesia merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Pada tahun 2019, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia mencapai 16,5 juta orang, yang merupakan peningkatan sebesar 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah wisatawan yang terus bertambah ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia. Kedua, peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata juga mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik, pendapatan sektor pariwisata Indonesia pada tahun 2019 mencapai Rp. 1500 triliun, yang merupakan peningkatan sebesar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata di Indonesia telah berhasil menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ketiga, tingkat kunjungan di destinasi pariwisata juga merupakan indikator penting yang dapat mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Jumlah kunjungan di destinasi pariwisata di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 34 juta, yang merupakan peningkatan sebesar 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil meningkatkan kesadaran para turis terhadap berbagai destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Keempat, tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata juga mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Pada tahun 2019, jumlah investasi yang masuk ke sektor pariwisata di Indonesia mencapai Rp. 500 triliun, yang merupakan peningkatan sebesar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan investasi ini menunjukkan bahwa para investor percaya dengan potensi pariwisata Indonesia. Dengan demikian, berbagai indikator di atas menunjukkan bahwa pembangunan pariwisata di Indonesia telah berhasil membuat destinasi pariwisata Indonesia menjadi lebih menarik bagi para turis. Dengan berbagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, para turis dapat menikmati dan menikmati berbagai destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Jelaskan Berbagai Indikator Keberhasilan Pembangunan Pariwisata Di 1. Peningkatan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di 2. Peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di 3. Tingkat kunjungan di destinasi pariwisata juga merupakan indikator penting yang dapat mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di 4. Tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. 1. Peningkatan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia sebagai indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Indikator keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia adalah salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk menilai seberapa sukses pemerintah dalam meningkatkan pariwisata di negara ini. Salah satu indikator terpenting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia adalah peningkatan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia. Ketika seorang turis asing datang ke Indonesia, ia akan membawa uang yang dibelanjakan untuk menikmati berbagai jenis aktivitas wisata di Indonesia. Jumlah uang yang dibelanjakan oleh turis asing ini akan meningkatkan pendapatan yang dihasilkan oleh industri pariwisata Indonesia, yang merupakan salah satu faktor penting yang memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan perekonomiannya. Ketika jumlah turis asing yang datang ke Indonesia meningkat, itu berarti bahwa Indonesia mampu menarik lebih banyak turis asing untuk menikmati berbagai jenis aktivitas wisata yang tersedia di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil dalam meningkatkan daya tarik pariwisata di Indonesia, yang merupakan salah satu aspek penting dari keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Selain itu, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia juga akan meningkatkan kesadaran akan kebudayaan dan keindahan alam Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran akan kebudayaan dan keindahan alam Indonesia, maka kunjungan turis asing yang datang ke Indonesia akan lebih lama dan lebih banyak uang yang dibelanjakan untuk menikmati berbagai jenis aktivitas wisata di Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan pendapatan yang dihasilkan oleh industri pariwisata Indonesia. Selain itu, jumlah turis asing yang datang ke Indonesia juga dapat meningkatkan investasi asing di Indonesia. Investor asing yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia akan meningkatkan jumlah lapangan kerja di Indonesia dan juga akan meningkatkan pembangunan di berbagai sektor di Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Dalam kesimpulannya, peningkatan jumlah turis asing yang datang ke Indonesia merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Dengan meningkatnya jumlah turis asing yang datang ke Indonesia, maka pemerintah Indonesia dapat meningkatkan pendapatan pariwisata Indonesia, meningkatkan kesadaran akan kebudayaan dan keindahan alam Indonesia, serta meningkatkan investasi asing di Indonesia. 2. Peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata di Indonesia mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Peningkatan pendapatan tersebut merupakan salah satu indikator utama yang mengukur efektivitas pembangunan pariwisata di Indonesia. Dengan meningkatnya pendapatan, berarti ada peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil dalam meningkatkan daya tarik pariwisata dari negara tersebut. Indikator keberhasilan dari pembangunan pariwisata di Indonesia dapat diukur melalui peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata. Hal ini dapat dicapai dengan menganalisis data yang menunjukkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia dan jumlah uang yang dibayarkan oleh mereka. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia secara signifikan akan meningkatkan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata di Indonesia. Selain peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, ada beberapa indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Salah satunya adalah jumlah lapangan kerja yang diciptakan oleh sektor pariwisata. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, maka dapat dipastikan pula bahwa jumlah lapangan kerja yang diciptakan oleh sektor pariwisata juga akan meningkat. Hal ini akan menambah nilai ekonomi bagi Indonesia dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia adalah peningkatan jumlah hotel dan akomodasi di wilayah pariwisata. Dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, akan ada kebutuhan untuk meningkatkan jumlah hotel dan akomodasi di daerah pariwisata. Hal ini akan membuat wisatawan lebih nyaman dan meningkatkan tingkat kepuasan mereka dalam kunjungan mereka ke Indonesia. Selain itu, indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia adalah peningkatan jumlah fasilitas dan layanan yang tersedia bagi wisatawan. Peningkatan jumlah fasilitas dan layanan yang tersedia di wilayah pariwisata akan meningkatkan tingkat kepuasan wisatawan terhadap pariwisata di Indonesia. Hal ini juga akan membantu meningkatkan daya tarik pariwisata di Indonesia dan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Kesimpulannya, peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh sektor pariwisata di Indonesia adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia adalah jumlah lapangan kerja yang diciptakan oleh sektor pariwisata, peningkatan jumlah hotel dan akomodasi, dan peningkatan jumlah fasilitas dan layanan yang tersedia bagi wisatawan. Dengan mengukur semua indikator ini, pemerintah Indonesia dapat mengevaluasi tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di Indonesia. 3. Tingkat kunjungan di destinasi pariwisata juga merupakan indikator penting yang dapat mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Tingkat kunjungan di destinasi pariwisata merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Tingkat kunjungan mencerminkan seberapa banyak wisatawan yang datang ke destinasi pariwisata dan dapat digunakan untuk menilai tingkat kepuasan pengunjung. Hal ini penting untuk menentukan apakah destinasi pariwisata berhasil menarik wisatawan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat. Tingkat kunjungan di destinasi pariwisata dapat diukur dengan menghitung jumlah wisatawan yang datang ke destinasi tersebut dalam sebuah periode waktu tertentu. Dari data ini, para pengelola destinasi pariwisata dapat memetakan tren kunjungan ke destinasi pariwisata dan menentukan seberapa banyak wisatawan yang datang di setiap bulan atau tahun. Tingkat kunjungan yang meningkat menunjukkan bahwa destinasi pariwisata berhasil menarik wisatawan dan ini dapat menjadi indikator keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Selain itu, tingkat kunjungan juga dapat digunakan untuk mengukur seberapa banyak pemasukan yang dihasilkan oleh destinasi pariwisata. Misalnya, jika destinasi pariwisata berhasil menarik banyak wisatawan, maka destinasi tersebut akan memperoleh lebih banyak pendapatan melalui penjualan tiket, makanan, dan minuman. Hal ini menunjukkan bahwa destinasi pariwisata berhasil menarik wisatawan dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi. Tingkat kunjungan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengeluaran wisatawan di destinasi pariwisata. Dengan memetakan tren pengeluaran wisatawan, para pengelola destinasi pariwisata dapat menentukan seberapa banyak wisatawan yang melakukan pengeluaran di destinasi tersebut dan berapa banyak pendapatan yang dihasilkan oleh destinasi pariwisata. Tingkat kunjungan juga dapat digunakan untuk menilai tingkat kesediaan masyarakat setempat untuk mendukung pembangunan pariwisata di Indonesia. Jika tingkat kunjungan di destinasi pariwisata tinggi dan diikuti dengan peningkatan pendapatan, maka ini menunjukkan bahwa masyarakat setempat sangat mendukung pembangunan pariwisata di Indonesia. Dalam hal ini, tingkat kunjungan di destinasi pariwisata juga merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Data tingkat kunjungan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa banyak wisatawan yang datang ke destinasi pariwisata, seberapa banyak pendapatan yang dihasilkan oleh destinasi pariwisata, dan seberapa banyak dukungan yang diberikan oleh masyarakat setempat. Dengan mengukur tingkat kunjungan, para pengelola destinasi pariwisata dapat mengetahui apakah pembangunan pariwisata berhasil atau tidak. 4. Tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi di sektor pariwisata menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Secara umum, investasi pariwisata dibagi menjadi dua jenis, yaitu investasi pada aspek fisik dan investasi pada aspek non-fisik. Investasi fisik merupakan investasi yang digunakan untuk membangun fasilitas pariwisata seperti akomodasi, transportasi, dan pertunjukan. Sedangkan investasi non-fisik meliputi pemasaran pariwisata, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia. Investasi merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi fisik dalam pariwisata memiliki dampak signifikan bagi pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi ini digunakan untuk membangun infrastruktur pariwisata yang memungkinkan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata di seluruh Indonesia. Investasi ini juga memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan di sektor pariwisata sehingga menarik lebih banyak wisatawan. Selain itu, investasi non-fisik juga penting bagi pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi ini digunakan untuk mempromosikan destinasi pariwisata di Indonesia kepada wisatawan asing. Investasi ini juga memungkinkan pemerintah untuk melatih dan mengembangkan sumber daya manusia di sektor pariwisata. Hal ini penting untuk mendukung peningkatan kualitas layanan di sektor pariwisata. Tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata di Indonesia juga mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi pariwisata telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2000. Menurut data Bank Indonesia, tingkat investasi pariwisata di Indonesia meningkat hingga lebih dari 40% dari tahun 2000 hingga tahun 2018. Ini menunjukkan bahwa pemerintah telah berhasil meningkatkan investasi di sektor pariwisata selama bertahun-tahun. Tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata di Indonesia mencerminkan keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia. Investasi fisik dan non-fisik yang masuk ke sektor pariwisata telah membantu pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur dan layanan pariwisata di Indonesia. Ini telah membantu menarik lebih banyak wisatawan ke destinasi pariwisata di seluruh Indonesia. Dengan demikian, tingkat investasi yang masuk ke sektor pariwisata di Indonesia menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan pariwisata di Indonesia.
Jakarta(ANTARA) - Pengamat pariwisata Myra P. Gunawan menilai, indikator atau tolak ukur keberhasilan pariwisata Indonesia masih terfokus pada jumlah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) dan pengeluarannya serta jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dan pengeluarannya.
› Peringkat industri pariwisata Indonesia yang terus meningkat menunjukkan pertumbuhan secara terus-menerus. Ini merefleksikan kemampuan pemangku kepentingan pariwisata dan perjalanan beradaptasi dengan perubahan. Oleh I DEWA GDE SATRYA WIDIADUTA 4 menit baca SUPRIYANTOIlustrasiKabar menggembirakan bagi pariwisata Indonesia disampaikan World Economic Forum baru-baru ini. Indonesia mencatatkan rekor pertumbuhan peringkat tertinggi, dari peringkat ke-44 pada 2020 menjadi peringkat ke-32 pada 2021. Dua kompetitor Indonesia, Thailand di peringkat ke-36 dan Malaysia di peringkat yang membanggakan ini menunjukkan pertumbuhan industri pariwisata secara terus-menerus sejak tahun 2008. World Economic Forum WEF Report Travel and Tourism Competitiveness Index TCCI tahun 2019 menempatkan Indonesia di peringkat ke-40, di bawah Malaysia peringkat ke-29 dan Thailand peringkat ke-31. Terdapat empat komponen dalam penilaian tersebut, di antaranya terkait kelestarian lingkungan environment sustainability, keselamatan dan keamanansafety and security, dan infratruktur layanan wisata tourist service infrastructure. Elemen penilaian tersebut merupakan potret kinerja industri pariwisata dan perjalanan di 140 negara di dunia yang dinilai untuk menjadi refleksi atas kebijakan yang mendukung pembangunan juga Peringkat Pariwisata Indonesia MeningkatPeringkat Indonesia tersebut meningkat dibandingkan dengan pada 2008, di mana Indonesia menduduki peringkat ke-80, sedangkan Singapura peringkat ke-16, Malaysia peringkat ke-32, dan Thailand peringkat ke-47. Perolehan peringkat yang rendah itu salah satunya disebabkan kelemahan Indonesia dalam hal infrastruktur. Indonesia menduduki peringkat ke-98 untuk sarana transportasi darat dan peringkat ke-61 untuk transportasi udara. Sebagai pembanding, Malaysia menduduki peringkat ke-28 untuk sarana transportasi 2022 ini WEF memublikasikan perdana Travel & Tourism Development Index TTDI, sebuah evolusi dari TTCI. TTDI mengukur berbagai faktor dan kebijakan yang memungkinkan keberlanjutan dan pengembangan sektor pariwisata dan perjalanan yang pada gilirannya berkontribusi pada pembangunan di 117 pembangunan pariwisata dan perjalanan ini terdiri dari lima sub-indeks, yaitu penciptaan lingkungan yang kondusif enabling environment, kebijakan dan kondisi pendukung perjalanan dan pariwisata travel and tourism policy and enabling conditions, infrastruktur infrastructure, penggerak permintaan perjalanan dan pariwisata travel and tourism demand drivers, serta keberlanjutan perjalanan dan pariwisata travel and tourism sustainability. Sub-indeks travel and tourism policy and enabling conditions terdiri dari tiga pilar, yaitu prioritization of travel and tourism 5 indikator, international openness 4 indikator, dan price competitiveness 5 indikator. Pada sub-indeks ini Indonesia masuk 10 besarSub-indeks travel and tourism policy and enabling conditions merefleksikan kebijakan khusus untuk aspek-aspek strategis yang memengaruhi sektor pariwisata dan perjalanan. Lima indikator pada pilar prioritization of travel and tourism memperjelas beberapa hal, antara lain peran penganggaran pemerintah untuk proyek-proyek pembangunan yang strategis, branding, promosi dan pemasaran pariwisata nasional dan kelengkapan, serta ketepatan penyediaan data pariwisata dan perjalanan ke organisasi indikator pada pilar international openness terkait dengan perjanjian bilateral dalam penerbangan yang membuka koneksi antar-negara serta jumlah perjanjian perdagangan regional yang sedang dijalankan yang memungkinkan penyediaan layanan pariwisata berstandar internasional di dalam negeri. Adapun lima indikator pada pilar price competitiveness memotret pajak tiket pesawat dan biaya bandara yang menentukan harga tiket penerbangan, biaya hotel dan sewa akomodasi, biaya hidup, dan biaya-biaya lain yang secara langsung memengaruhi biaya TTDI Indonesia ke-32 pada 2021 di tengah situasi pandemi tentu suatu prestasi yang patut TTDI Indonesia ke-32 pada 2021 di tengah situasi pandemi tentu suatu prestasi yang patut disyukuri. Prestasi pemeringkatan pariwisata Indonesia ini tidak mengesampingkan fakta penderitaan pelaku wisata dan semua orang yang menggantungkan hidupnya pada industri pandemi dapat dilalui dan diatasi bersama, dan secara mengejutkan mendapatkan rekognisi dari WEF atas upaya yang dilakukan berbagai pihak pada masa-masa sulit tahun 2021, terutama terkait kebijakan pemerintah yang tepat memprioritaskan sektor pariwisata dan perjalanan, keterbukaan secara internasional, serta harga yang pemeringkatan tersebut merefleksikan kemampuan pemangku kepentingan pariwisata dan perjalanan beradaptasi dengan perubahan. Setidaknya ada tujuh perubahan mendasar pasar wisatawan sebagai dampak Covid-19 yang saya rekam dari analisa pakar, pengakuan pelaku industri pariwisata dan perjalanan, serta kebijakan pemerintah merespons krisis kesehatan dan ekonomi global tersebut, yang dapat diartikan telah dipahami, ”dipeluk”, dan ”menjadi sahabat”.ERIKA KURNIAPapan tulisan di sebuah kafe tidak terurus yang berhadapan dengan tempat wisata sawah terasering di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin 21/3/2022. Pandemi selama dua tahun terakhir membuat banyak tempat usaha yang berhadapan langsung dengan destinasi andalan wisatawan itu gulung fokus kepada wisatawan Nusantara yang mengawali normalisasi. Kedua, wisawatan internasional akan datang ketika Indonesia berhasil mengatasi pandemi dan ketika pergerakan wisatawan Nusantara berhasil dan terus-menerus memulihkan suasana. Pelaku pariwisata dan perjalanan luar negeri melihat kesiapan dan keamanan Indonesia menerima wisatawan isu kesehatan dan kebersihan menjadi prioritas. Implementasi CHSE cleanliness, health, safety, environmental sustainability di semua mata rantai industri pariwisata dan perjalanan menjadi kunci keberhasilan menciptakan kepuasan dan kenangan mendalam bagi wisatawan. Keempat, nature and ecotourism, wellness tourism, culture tourism, dan culinary tourism menjadi genre berwisata yang semakin diminati. Segmentasi ekowisata meskipun memiliki karakter selektif dalam kunjungan, tetapi diproyeksikan memiliki tingkat pengeluaran yang juga Menangkap Pulihnya PariwisataKelima, traveling menjadi individual dan skala kecil, seperti staycation, family group, solo traveler, dan free individual travelers. Keenam, diberlakukannya new protocol Covid-19 di industri pariwisata dan perhotelan, seperti face mask policy, Covid cards sebagai bukti bebas Covid-19, contactless, dan distancing service policy. Ketujuh, durasi waktu perjalanan lebih pendek 3-5 hari dan short haul pemeringkatan tidak otomatis sesuai dengan posisi dalam perolehan wisatawan internasional. Kiranya pemeringkatan TTDI yang merefleksikan kualitas Indonesia sebagai destinasi wisata internasional dengan kolaborasi semua pihak dapat dikonversi dengan jumlah kedatangan wisatawan internasional serta mengalahkan perolehan Thailand dan Dewa Gde Satrya Widiaduta, Dosen Hotel dan Bisnis Turisme Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya IndikatorCampuran; Pada indikator ini terdapat berbagai macam indikator lainnya yang dapat digunakan dalam pembangunan ekonomi suatu dari pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, KB dan fertilitas, ekonomi, kriminalitas, perjalanan wisata hingga akses media massa. Itulah beberapa hal yang dapat kamu ketahui mengenai Jakarta ANTARA - Pengamat pariwisata Myra P. Gunawan menilai, indikator atau tolak ukur keberhasilan pariwisata Indonesia masih terfokus pada jumlah kedatangan wisatawan mancanegara wisman dan pengeluarannya serta jumlah perjalanan wisatawan nusantara wisnus dan pengeluarannya. "Tolak ukur keberhasilan masih terfokus pada jumlah kedatangan wisman dan pengeluarannya serta jumlah perjalanan wisnus dan pengeluarannya, dan dampak yang dihitung," kata Myra P. Gunawan di Jakarta, Minggu. Menurut dia, hal itu sangat mempengaruhi sikap berbagai lembaga pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menentukan program pariwisata yang dilakukan. Bahkan, kata dia, semua upaya dikerahkan untuk mencapai sasaran kuantitatif tersebut. "Kadang-kadang 'at all cost' untuk mencapai sasaran kuantitatif tadi," ucapnya. Ia mencatat, sampai saat ini belum dilakukan pengukuran terhadap indikator-indikator non-ekonomi. "Belum ada tolak ukur pariwisata berkelanjutan yang mengukur dimensi lingkungan tentang bagaimana dampak lingkungan pariwisata atau dimensi sosial budaya," ujarnya. Padahal ke depan, menurut dia hal yang akan berkembang adalah pariwisata yang berkelanjutan dengan "green jobs". * Frechtling(1987) menambahkan beberapa dampak tidak langsung yang dihasilkan sektor pariwisata di bidang ekonomi yang terkait dengan wisatawan, yaitu penambahan jumlah penduduk: pendidikan, rumah sakit, perumahan, kesejahteraan publik, dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan, Indonesia akan membuat indeks atau penilaian statistik untuk pariwisata dan perjalanan nasional, yang disebut sebagai IPKN. "Indeks Pembangunan Kepariwisataan Nasional IPKN merupakan platform untuk mengukur besaran peran Pemerintah Daerah dalam membangun ekosistem kepariwisataan di daerah," ujarnya saat Weekly Press Briefing secara virtual, Senin 6/6/2022.Baca juga Sandiaga Indeks Pariwisata Indonesia Naik 12 Peringkat di Tengah Covid-19 Indeks tersebut, Sandiaga menjelaskan, mengacu terhadap turunan indikator Travel and Tourism Development Index TTDI Global versi WEF World Economic Forum yang relevan. Ia melanjutkan, program ini merupakan upaya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf untuk meningkatkan kesadaran nasional dalam membentuk ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan memiliki resiliensi. Sehingga, diharapkan nantinya ekosistem pariwisata mampu mempercepat pembangunan kepariwisataan nasional. "Saat ini, IPKN masih dalam proses penyusunan pedoman dan pematangan konsep. Indeks statistik tersebut ditargetkan akan rilis di akhir tahun 2022," tuturnya. Baca juga Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia Dampak TTDI terhadap perkembangan sektor pariwisata DOK. PRIBADI/KEMENPAREKRAF Fokus garap segmen wisatawan nusantara wisnus jadi bukti sigap Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf atau Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Baparekraf dalam memulihkan perekonomian Indonesia. Sebagai informasi, Travel and Tourism Competitiveness Index TTCI yang kini menjadi Travel and Tourism Development Index TTDI, merupakan tolok ukur indikator ekonomi, infrastruktur, dan kebijakan yang terkait dengan bidang perjalanan dan pariwisata selama 15 tahun. Dalam jangka waktu 15 Tahun, World Economic Forum WEF menyesuaikan berbagai indikator serta metodologi agar relevan dengan situasi perkembangan perjalanan dan pariwisata terkini, dikutip dari pernyataan tertulis dari Kemenparekraf, Selasa 7/6/2022.Baca juga Sandiaga Sebut Pariwisata Berkelanjutan Akan Jadi Tren pada Era Endemi Selain itu, WEF memiliki mitra internasional yang kredibel guna mendapatkan data aktual dan faktual dari setiap negara. Hal–hal tersebut menjadi upaya WEF agar TTDI dapat menjadi alat pembanding yang valid, serta merepresentasikan kondisi terkini perjalanan dan pariwisata. Sehingga dapat dijadikan alat ukur strategis bagi para pembuat kebijakan, perusahaan, dan stakeholder pemangku kepentingan lainnya demi memajukan pembangunan masa depan perjalanan dan pariwisata. Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi Pariwisata Indonesia Selain itu, TTDI mengukur potensi penggerak dari perkembangan perjalanan dan pariwisata sebuah negara, serta seberapa tangguhnya perkembangan perjalanan dan pariwisata pada masa yang akan datang. Sehingga dapat dijadikan acuan bagi investor untuk berinvestasi di negara dengan melihat TTDI. Baca juga Ini Saran Pengamat Soal Indeks Pariwisata Indonesia yang Naik Peringkat "Beberapa penelitian empiris yang dilakukan oleh WEF maupun penelitian lain menunjukkan bahwa performansi peringkat negara dalam TTDI dapat mendorong kontribusi positif sektor kepariwisataan terhadap PDRB dan kunjungan wisatawan ke suatu negara," bunyi pernyataan Kemenparekraf. Lebih lanjut, dengan peningkatkan peringkat TTDI, dikatakan bisa membangkitkan kepercayaan confidence; meningkatkan kredibilitas credibility, dan mengukur posisi suatu negara dibandingkan negara lain calibration. Baca juga Pariwisata Indonesia Bisa Belajar dari Korean Wave Korea Selatan Sebagai informasi, Indonesia mendapatkan nilai terbaik di pilar Prioritization of Traveland Tourism, Natural Resources, T&T Demand Pressure and Impact, Cultural Resources, dan Price Competitiveness. Sementara itu, pilar yang masih memerlukan perbaikan di antaranya Tourist Service Infrastructure, Health and Hygiene, Socioeconomic Resilience and Conditions, Environmental Sustainability, dan ICT Readiness. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

telahdi tetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni: a. Tahapan pengesahan peraturan perundangan b. Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana c. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan d. DENYUT nadi industri pariwisata Indonesia kembali berdetak pascapelonggaran syarat perjalanan dalam dan luar negeri. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan asing, memang penting. Namun yang lebih penting ialah bagaimana memastikan momen kebangkitan pariwisata ini diikuti pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno rutin membagikan kabar baik tentang pariwisata Indonesia melalui kanal media akun Instagramnya, Sandiaga mengabarkan bahwa pada Januari-Maret 2022, kunjungan wisatawan mancanegara meningkat 225 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sandiaga meyakini, jika pandemi Covid-19 terus terkendali, maka jumlah kedatangan wisatawan asing akan tumbuh 1,2 persen hingga 2,4 persen atau sebesar 3,6 juta orang. Unggahan Sandiaga tentu membawa angin segar, tidak hanya bagi 8,6 juta pengikutnya di Instagram, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia, terutama pelaku industri pariwisata. Mereka sangat merasakan dampak buruk pandemi dalam dua tahun terakhir. Akibat pandemi Covid-19, setidaknya hotel dan 286 usaha restoran, tempat wisata, dan hiburan tutup, menurut laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI. Kita patut bersyukur peningkatan jumlah kedatangan wisman di Indonesia, tetapi kita tidak boleh lengah. Peningkatan jumlah kunjungan wisman memang mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi pertanyaan selanjutnya ialah apakah manfaat ekonomi ini akan menjamin keberlanjutan ekologis dan keberlanjutan sosial budaya, - dua elemen penting dalam pariwisata berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan vs konvensional Di dalam pariwisata berkelanjutan, keberlanjutan ekologis dan sosial budaya sama pentingnya dengan keberlanjutan ekonomi. Hal inilah yang membedakan pariwisata berkelanjutan dengan pariwisata konvensional. Dalam pariwisata konvensional, pariwisata hanya dipandang sebagai industri, dan karena itu, pariwisata hanya digunakan sebagai instrumen untuk meningkatkan perekonomian. Sebaliknya, dalam pariwisata berkelanjutan, pariwisata dipandang sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dalam pariwisata berkelanjutan, tujuan dari pariwisata ialah lebih dari sekadar memberikan manfaat ekonomi. Pariwisata berkelanjutan bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, pariwisata berkelanjutan tidak hanya berfokus pada bagaimana memajukan ekonomi, tetapi juga bagaimana membangun perdamaian dan menegakkan hak asasi manusia. Dalam pariwisata berkelanjutan, indikator keberhasilannya ialah kualitas interaksi antara wisatawan dan masyarakat, bukan jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan seperti dalam pariwisata konvensional. Karena jumlah wisatawan dan pengeluaran wisatawan merupakan indikator keberhasilan dalam pariwisata konvensional. Namun, alam dan manusia dieksploitasi. Warisan alam dan keanekaragaman hayati diabaikan demi keuntungan ekonomi semata. Dalam pariwisata berkelanjutan, menjaga proses ekologi dan melestarikan warisan alam dan keanekaragaman hayati adalah keharusan. Budaya tuan rumah wajib dihormati dan nilai-nilai tradisional mereka wajib dilestarikan. Tujuannya ialah membangun toleransi budaya antara wisatawan dan masyarakat tuan rumah. Karena bertujuan mengurangi kemiskinan, pariwisata berkelanjutan juga mengharuskan distribusi manfaat-manfaat ekonomi secara adil, mulai dari lapangan kerja hingga layanan sosial, bagi seluruh anggota masyarakat. Pariwisata berkelanjutan memastikan bahwa operasi ekonomi yang layak berjalan dalam jangka panjang. Masalah Dok. Indonesia Travel Panorama persawahan di Desa Ubud, syarat perjalanan dilonggarkan, manfaat ekonomi dari kebijakan tersebut langsung dirasakan oleh masyarakat. Tur operator dan biro perjalanan wisata, misalnya, mulai mendapatkan tamu mancanegara. Salah satunya ialah Horas Tours di Medan, Sumatera Utara. Menurut manajer turnya, Christine Kowandi, tamu-tamu dari Perancis dan Jerman telah kembali berdatangan ke Medan sejak 12 Mei 2022. Juga mulai terisi hotel-hotel dan rumah-rumah penginapan, terutama di destinasi-destinasi pariwisata prioritas seperti Bali dan Pranowo, ketua PHRI Yogyakarta, mengatakan, rata-rata okupansi hotel-hotel di Yogyakarta meningkat tajam dari yang sebelumnya selalu kurang dari 30 persen pada 2020 dan 2021 menjadi 90,8 persen pada saat libur Lebaran di awal Mei 2022. Pelonggaran syarat perjalanan memang telah memberi manfaat ekonomi untuk masyarakat, terutama mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Namun sayangnya produksi sampah di destinasi-destinasi wisata kian meningkat seiring membludaknya kunjungan wisatawan. Pada libur Lebaran awal Mei 2022, volume sampah meningkat, tidak hanya di Bali, tetapi juga destinasi-destinasi wisata lainnya, seperti obyek wisata Waduk Cirata di Purwakarta, Jawa Barat, dan pantai Tanjung Bira, Sulawesi Selatan, menurut laporan berita dari berbagai media. Produksi sampah yang tinggi ini tidak hanya merusak tatanan lingkungan, tetapi juga mengganggu ekosistem dan mengancam keanekaragaman hayati. Berbagai laporan berita tentang sampah tersebut tidak boleh dipandang sepele karena jika permasalahan sampah terus diabaikan, destinasi-destinasi wisata akan terus dibanjiri sampah, terutama di musim liburan. Dampaknya, pariwisata berkelanjutan akan semakin sulit diwujudkan di Indonesia. Sebelum pandemi, jumlah sampah di Bali mencapai ton setiap hari dan 1,5 juta ton setiap tahun, menurut penelitian dari Bali Partnership pada Januari-Mei 2019. Dari jumlah tersebut, 11 persen di antaranya mengalir ke laut. Sekitar 60 persen dari total sampah di Bali berjenis sampah organik. Sisanya adalah sampah plastik 20 persen dan sampah kertas 11 persen. Dari jumlah itu, 52 persen sampah belum dikelola dengan baik. Tingginya produksi sampah yang terjadi sebelum masa pandemi tidak boleh terjadi lagi setelah pelonggaran syarat perjalanan. Harus diupayakan agar momen kebangkitan industri pariwisata di Indonesia diikuti dengan pengembangan pariwisata berkelanjutan, bukan pariwisata konvensional. Perlu diingat bahwa persoalan kebersihan dan ketahanan lingkungan yang selama ini menjadi kelemahan pariwisata Indonesia, menurut laporan Forum Ekonomi Dunia WEF Daya Saing Pariwisata. Dari segi ketahanan lingkungan, Indonesia berada di peringkat ke-135 di antara 140 negara. Indonesia berada di belakang Korea, Singapura, dan Malaysia, yang masing-masing berada di peringkat ke-27, 61, dan 105. Kolaborasi Sinergi dan kerja sama adalah kunci utama untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Salah satu contoh baik dari hasil kolaborasi ialah program kalkulasi jejak karbon, Carbon Footprint Calculation and Offsetting, yang merupakan hasil kerja sama pemerintah dengan Gojek dan Melalui program tersebut, masyarakat didorong untuk menghitung jejak emisi karbon yang mereka tinggalkan dari perjalanan yang mereka lakukan. Penghitungannya menggunakan aplikasi Gojek. Emisi yang dihasilkan akan dikalkulasikan dan kemudian dikonversikan dalam nilai satuan pohon. Pelaku perjalanan diajak menanam pohon melalui donasi yang mereka bisa salurkan dengan menggunakan aplikasi Gojek. Berapa banyak pohon yang mereka harus tanam dan berapa besar donasi yang mereka harus keluarkan untuk pembelian bibit pohon disesuaikan dengan berapa besar emisi karbon yang mereka produksi selama perjalanan. Program kalkulasi jejak karbon layak mendapat apresiasi karena berkontribusi dalam mengedukasi masyarakat bahwa perjalanan wisata juga menghasilkan polusi. Pelaku perjalanan wisata seharusnya menyadari hal itu dan memitigasi dampaknya dengan menanam pohon. Carbon Footprint Calculation and Offsetting adalah contoh baik kolaborasi, tetapi sayangnya inovasi ini belum disosialisasikan ke masyarakat secara maksimal dan belum diikuti dengan mekanisme penegakan aturan yang ketat dan tegas. Berkolaborasi dengan Gojek dan adalah langkah tepat, tetapi akan lebih baik jika pemerintah juga meningkatkan sinergi dan kerja sama dengan aktor-aktor non-negara lainnya, termasuk masyarakat adat. Dalam pariwisata berkelanjutan, semua elemen masyarakat wajib dilibatkan, baik dalam pengelolaan maupun pengembangan pariwisata. Kearifan lokal merupakan kekuatan masyarakat adat yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Di desa adat Padangtegal di Ubud, Bali, misalnya, keputusan desa adat mewajibkan setiap warga desa dan pengunjung desa adat untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk upaya menjaga hubungan harmonis antara manusia dan alam. Kembalinya wisman ke Indonesia menjadi tanda bangkitnya kembali pariwisata Indonesia. Akan tetapi, kita tidak boleh lengah dan terbuai dengan angka kunjungan wisata dan nilai belanja wisatawan. Pariwisata Indonesia yang terlahir kembali ini harus menjadi pariwisata yang berkelanjutan, bukan pariwisata konvensional. Peningkatan kolaborasi merupakan kunci untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Pembangunankepariwisataan di Indonesia mencakup 4 pilar pembangunan kepariwisataan yakni: (1)destinasi; (2)pemasaran; (3)industri, dan (4)kelembagaan. Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memerhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. ABSTRAK Sektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salah satu magnet yang kuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumber alternatif penggerak ekonomi. Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, dapat memberikan keuntungan bagi negara terutama dalam sektor pariwisatanya. Tetapi sayangnya, pengelolaan dalam sektor pariwisata ini masih perlu peningkatan lagi. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kembali pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Indonesia melalui strategi yang dilakukan pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari studi literatur yang telah dilakukan sebagai penelitian menunjukkan bahwa masih perlu adanya strategi pemerintah dan kontrbusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Kata kunci pariwisata Indonesia, potensi pariwisata, strategi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DIINDONESIAKARYA TULIS ILMIAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHBahasa IndonesiaYang dibina oleh Ibu Faradinna Ariani, NUR ISNAINI195120600111059 UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHANDESEMBER 2019i KATA PENGANTARPuji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis berupakesempatan dan pengetahuan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesaitepat pada waktunya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkankepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa risalahIslam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekalhidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak. Penulisan karya tulis ilmiahyang berjudul Strategi Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata diIndonesia ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat gunamenyelesaikan ujian akhir semester program studi Ilmu Pemerintahan diUniversitas Brawijaya Malang. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpadukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikanucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalampenyusunan karya tulis ilmiah ini terutama kepada Ibu Faradinna Ariani, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiahini dengan baik dan menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari katakesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun ataukonstruktif sangat diharapkan oleh penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapatbermanfaat bagi siapa pun yang membaca. Malang, 1 Desember 2019ii Penulis DAFTAR ISIHalaman Judul................................................................................................... iKata Pengantar................................................................................................ iiDaftar Isi.................................................................................................. ........ iiiAbstrak ............................................................................................................ ivBAB I PENDAHULUAN...................................................................................... Latar Belakang.................................................................................. Rumusan Masalah............................................................................. Tujuan Penulisan................................................................................2BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... Upaya Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia ...... Faktor Penghambat dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia ..... Kontribusi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata Indonesia 5BAB III PENUTUP.............................................................................................. Kesimpulan ....................................................................................... Saran ................................................................................................ 6DAFTAR RUJUKAN............................................................................................ 7iii ABSTRAKSektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salah satu magnet yangkuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumber alternatif penggerakekonomi. Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, dapatmemberikan keuntungan bagi negara terutama dalam sektor sayangnya, pengelolaan dalam sektor pariwisata ini masih perlupeningkatan lagi. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untukmeningkatkan kembali pengelolaan sektor pariwisata yang ada di Indonesiamelalui strategi yang dilakukan pemerintah dan partisipasi masyarakat dalampengembangan pariwisata Indonesia. Karya tulis ilmiah ini disusun denganmenggunakan metode studi literatur. Hasil dari studi literatur yang telahdilakukan sebagai penelitian menunjukkan bahwa masih perlu adanya strategipemerintah dan kontrbusi masyarakat dalam pengembangan pariwisata diIndonesia. Kata kunci pariwisata Indonesia, potensi pariwisata, strategi iv BAB Latar Belakang Pariwisata menurut World Tourism Organization WTO yangmenyatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan manusia yangmelakukan perjalanan dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungankesehariannya. Sektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salahsatu magnet yang kuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumberalternatif penggerak ekonomi. Pariwisata Indonesia sendiri dengan negaranyayang memiliki potensi pariwisata yang sangat melimpah dalampengembangan setiap daerahnya, dapat berpotensi menjadi salah satupendorong utama untuk memberikan keuntungan yang mampumenyumbangkan devisa cukup besar bagi negara. Selain menambah devisa,sektor pariwisata juga berperan besar dalam memperluas lapangan pekerjaanuntuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas. tentunya denganmenyerap tenaga kerja yang berkualitas, Indonesia perlu memilikiketerampilan dan kemampuan bersaing, seperti kemampuan bebahasa inggrisdan peningkatan produktitas. Berbagai daerah di Indonesia saat ini sedangberlomba-lomba menggerakkan potensi-potensi pariwisata yang ada mulaidari pariwisata alam, budaya dan pariwisata religi. Hal tersebut dikembangkanguna dapat menarik minat dan para wisatawan lokal maupun data BPS, pada tahun 2016 tercatat total kunjungan wisatawanmancanegara ke Indonesia adalah 11,519,275 wisatawan. Pulau bali yangmenjadi salah satu destinasi utama dari wisatawan mancanegara karena dayatarik keindahan alam dan budayanya, tujuan lainnya adalah untuk berbisnisserta MICE meeting, incentive, conference, exhibition Pariwisata Indonesia dinilai memiliki potensi yang sangat menarik,namun sayangnya masih memiliki kekurangan seperti infrastruktur yangkurang memadai. Contohnya antara lain akses jalan raya untuk menuju kelokasi wisata, ketersediaan transportasi, akses informasi melalui media sosialatau website, dan lain sebagainya. Padahal jika akses-akses tersebut dapatditangani dengan sebaik mungkin, Indonesia akan meraup devisa sebanyak-banyaknya dan tentunya juga memberikan kenyamanan bagi turis agar terusdatang berkunjung ke Indonesia. Oleh karena itu, langkah – langkahpemerintah saat ini dalam pengembangan pariwisata Indonesia harus dapat1 lebih direalisasikan secara nyata melalui perbaikan sarana dan prasarana,pengelolaan sektor pariwisata seperti sumber daya manusia sertakebijakannya. Selain Bali, juga diharapkan ada wisata-wisata Bali baru agarpariwisata dari berbagai daerah juga dapat bersaing dalam demikian dalam karya ilmiah ini, penulis menggunakan metodestudi literatur sebagai metode penelitian. Dan alasan penulis memilih judultersebut, karena Indonesia sendiri memiliki destinasi wisata yang melimpahtetapi sayangnya pengelolaan dalam sektor pariwisata masih perlupeningkatan, sehingga perlu adanya upaya-upaya pemerintah dalammengembangkan pariwisata yang ada di Indonesia ini. Rumusan Masalah1. Bagaimana upaya- upaya pemerintah dalam pengembangan pariwisatadi Indonesia?2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pariwisata Indonesia?3. Selain pemerintah, kontribusi apa yang dapat dilakukan masyarakatuntuk membantu pengembangan pariwisata Indonesia? Tujuan Penulisan1. Menjelaskan apa saja upaya-upaya yang pemerintah dapat lakukanuntuk mengembangkan pariwisata di Memaparkan faktor-faktor yang dapat menghambat pengembanganpariwisata di Menjelaskan kontribusi masyarakat dalam membantu pengembanganpariwisata di BAB Upaya Pemerintah Dalam Pengembangan Pariwisata IndonesiaPengembangan merupakan suatu proses, cara, atau perbuatan untukmenjadikan sesuatu lebih baik. Sedangkan secara etimologi, kata pariwisataberasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu pari danwisata. Pari sendiri berarti “banyak” atau “berkeliling”, sedangkan wisataberarti “pergi” atau “bepergian”. Maka dari itu pariwisata seharusnya diartikansebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatutempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata“tour”, sedangkan utuk pengertian jamak kata “kepariwisataan” dapatdigunakan kata “tourisme” atau “tourism” Yoeti, 1996, dalam I KetutSuwana,2017 . Strategi pengembangan pariwisata bertujuan untuk mengembangkanproduk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap GamalSwantoro, dalam Septyana Tri,dkk, 2018. Sektor pariwisata Indonesia lagi-lagimenjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun Indonesia sendiri dipercaya akan terus mencatat pertumbuhan yangpositif terhadap devisa negara. Mengingat kunjungan wisatawan mancanegarake Indonesia meningkat dari tahun 2018 ke 2019. Pada bulan September 2019kunjungan wisatawan mancangara ke Indonesia berjumlah dimana jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,09%dibandingkan periode yang sama bulan September 2018 yang kunjungan seperti yang tertera pada tabel berikutGambar 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun 2018-20193 Sumber Kementrian Pariwisata,2019Maka dari itu, untuk terus mengembangkan pariwisata yang ada diIndonesia, Kementrian Pariwisata telah membuat perintah untuk kembangkan10 destinasi pariwisata prioritas 10 Bali Baru. Kementrian Pariwisata sendiripada tahun 2018 telah menetapkan 10 program prioritas yaitu Digital TourismE-Tourism, homestay, air accessibility, branding, top 10 origination, top 3main destination 15 destination branding, develop 10 new prority tourismdestinations, certied human resources in tourism & tourism awarenessmovement, tourism investment growth, crisis center management. Sebelumnya, juga diketahui telah aktif mempromosikan destinasi wisatayang dikenal dengan 10 Bali Baru, namun memang harus ada prioritas agarpembangunan dapat terlaksana. Dalam Nota Keuangan Rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara RAPBN 2020 telah menyatakan komitmenuntuk mempercepat pembangunan di empat destinasi super prioritas, antaralain Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika. Faktor- faktor yangDapat MenghambatPengembanganPariwisata di IndonesiaKepariwisataanIndonesia mempunyaitujuan dan fungsinya masingyang termuat dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 pasal3 dan 4 yaitu kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani,dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan sertameningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,4 selain itu kepariwisataan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhanekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan,mengatasi pengangguran, melestarikan alam, dan lain sebagainya. Dalampengembangan pariwisata di Indonesia, tentunya pemerintah tanpa terkecualiKementrian Pariwisata telah banyak menjalankan tugas-tugasnya untukmencapai target program kerja yang dibuat. Namun, dalam perjalanannya takselalu mulus. Beragam hambatan yang dihadapi dalam pengembanganpariwisata Indonesia sendiri. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain 1. Kurangnya konektivitas, pelayanan dasar, serta infrastruktur yangmemadai untuk melayani wisatawan mancanegara maupunwisatawan lokal. Akses konektivitas seperti terminal airport, runawayyang masih kurang panjang. Selain itu juga wisatawan harusmenempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai di destinasi wisatadengan beratnya medan yang harus dilalui. 2. Fasilitas yang kurang memadai, seperti penataan pedagang kakilima, resto-resto kecil dan ketiadaan kamar kecil. 3. Kebersihan dan kesehatan. Yang dimaksud disini adalah dari pihakmasyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan seperti tetapmembuang sampah sembarangan di area wisata tersebut, sehinggadapat menimbulkan enggannya wisatawan untuk berkunjung kembalike destinasi wisata Minimnya kualitas sumber daya manusia yang dapat menjadi faktorpenghambat. Seperti kurangnya pemandu wisata berbahasa asing,terutama selain bahasa Inggris. Selain itu juga sumber daya manusiayang seharusnya diberikan training agar dapat melayani wisatawandengan baik dan dengan Masyarakat kurang tanggap akan peluang potensi wisata daerahsetempat dimana sebenarnya banyak sekali wisata alam dan sumberdaya yang dapat Kontribusi Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata diIndonesiaKeterlibatan masyarakat merupakan faktor utama dalampengembangan pariwisata di Indonesia, dimana masyarakat dapatmembangkitkan kesadaran akan pentingnya pariwisata dan menumbuh-kembangkan kreatitas yang menghasilkan ide-ide segar untukmengembangkan pariwisata yang ada di Indonesia agar menimbulkandaya tarik terhadap para wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain5 memberikan sumbangan berbentuk pemikiran, masyarakat dapatberpartisipasi dalam hal pengembangan promosi. Promosi sendiri dapatdilakukan melalui penggunaan media sosial yang menyertakan informasiseputar pariwisata yang ada pada daerah masing-masing. Aksesbilitas juga sangat penting dalam pengembangan pariwisata diIndonesia. Dalam hal ini, peran masyarakat juga sangat membantu untukmeningkatkan akses menuju destinasi wisata, misalnya dengan pemberianpetunjuk arah, perbaikan jalan, pemberian gapura tanda masuk destinasiwisata, dan lain sebagainya. Pembangunan pariwisata yang berhasiladalah pembangunan pariwisata yang dilakukan secara bersama termasukmembangun bersama masyarakat sehingga pembangunan pariwisatadapat memberikan keuntungan secara ekonomi, sosial maupun budayakepada masyarakat setempat atau bisa disebut sebagai pariwisataberbasis masyarakat. Argyo, dalam Rina Munawaroh, 2017 BAB KesimpulanIndonesia memang terkenal dengan keindahan alamnya yang luar sini, Indonesia sudah banyak memiliki potensi dalam sektor pariwisatayang dapat menumbuhkan perekonomian. Oleh karena itu, dalamterciptanya pengembangan potensi atau pengelolaan dalam bidangpariwisata, perlu adanya keseimbangan antara peran pemerintah dankontribusi serta dukungan masyarakat. Peran pemerintah sebagaifasilitator dapat diaplikasikan dalam hal penyediaan sarana prasarana atau6 infrastruktur yang ditanggung dinas atau pemerintah. Dari hasilpembahasan, optimalisasi penyediaan sarana prasarana ini masih harusditingkatkan kembali. Selain itu pemerintah juga perlu menjalin kerjasamaberkelanjutan dengan pihak-pihak yang kompeten dalam bidangpariwisata. Hal tersebut dapat membantu dalam pengembangan,pemahaman, pengetahuan tentang pariwisata di Indonesia. SaranDari paparan pembahasan diatas, saran yang dapat diberikan penulisyaitu pemerintah diharapkan dapat meningkatkan, memperbaiki, danmemperhatikan penyediaan sarana prasarana atau infrastruktur padadestinasi wisata agar pengunjung yang datang mendapatkan kenyamanan,terus berupaya menjalin kerjasama pada pihak-pihak yang berkompetenmelalui promosi destinasi wisata. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung,perlu adanya kesadaran masyarakat di setiap destinasi wisata agar lebihberperan aktif dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. DAFTAR RUJUKANBadan Pusat Statistik BPS. 2017. Jumlah Kedatangan WisatawanMancanegara ke Indonesia menurut Pintu Masuk, 1997-2016. JakartaBadan Pusat Statistik. Lelu, 2018. Strategi Peningkatan Kinerja Sektor PaiwisataIndonesia Pada Asean Economic Community. Esensi Jurnal Bisnis danManajemen Volume 8 2 Tri, 2017. Tata Kelola Pengembangan pariwisata KabupatenTuban Tahun 2018. Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan No. 1 7 Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta Andi I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatmaja. 2017. Pengetahuan Dasar IlmuPariwisata. Bali Pustaka Larasan Yoeti, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta PT. PercaKementrian Pariwisata. 2019. Data Kunjungan Wisatawan MancanegaraBulanan Tahun 2019. Jakarta Munawaroh, Partisipasi Masyarakat Dalam PengembanganPariwisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Gunung MerbabuSuwanting,Magelang. Jurnal Elektronik Mahasiswa Pendidikan LuarSekolah Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 3Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 48 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. tZu6vn.
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/383
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/59
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/348
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/142
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/208
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/44
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/132
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/303
  • 8jk2s7tlzv.pages.dev/336
  • jelaskan berbagai indikator keberhasilan pembangunan pariwisata di indonesia